Analisis Dampak Hilirisasi Nikel terhadap PDB Indonesia

budisantoza
2 Min Read
Analisis Dampak Hilirisasi Nikel terhadap PDB Indonesia

Nikel: Komoditas Penting yang Terabaikan

Nikel, komoditas yang paling banyak dibutuhkan oleh banyak industri, terutama industri logam paduan, stainless steel, baterai, dan pelapisan logam. Nikel juga menjadi bahan baku utama pembuatan baterai lithium yang digunakan untuk kendaraan listrik. Indonesia, sebagai negara pengekspor bijih nikel terbesar di dunia, memiliki 52% cadangan nikel dunia. Namun, pemanfaatan nikel di dalam negeri masih terbilang rendah karena sebagian besar produksi nikel diekspor dalam bentuk bijih nikel.

Hilirisasi Nikel: Langkah Maju Menuju Kemandirian Ekonomi

Sejak tahun 2019, Indonesia telah mengambil kebijakan untuk melarang adanya ekspor mineral mentah. Kebijakan ini ditujukan agar pengolahan nikel mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi. Meski mendapatkan protes dari Uni Eropa, Presiden Joko Widodo tetap teguh pendirian dalam melakukan kebijakan larangan ekspor bijih mineral mentah.

Dampak Positif Hilirisasi Nikel

Hilirisasi nikel telah membuka lapangan kerja lebih banyak daripada sebelumnya. Sebelum hilirisasi hanya 1.800 tenaga kerja yang terangkut dalam pengolahan nikel. Setelah hilirisasi menjadi 71.500 tenaga kerja yang bisa bekerja. Selain itu, hilirisasi nikel berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

Kesimpulan

Hilirisasi nikel telah membawa dampak positif bagi ekonomi Indonesia. Meski mendapatkan protes dari berbagai pihak, Indonesia tetap bertekad untuk melanjutkan kebijakan ini. Dengan hilirisasi nikel, Indonesia tidak hanya menjadi pengekspor bijih nikel, tetapi juga menjadi produsen produk nikel dengan nilai tambah tinggi. Ini adalah langkah maju yang signifikan bagi Indonesia dalam upaya mencapai kemandirian ekonomi.

Share This Article