Pada suatu hari yang cerah, pesawat Airbus A320 milik Batik Air dengan nomor penerbangan BTK6723 meluncur mulus di udara. Pesawat ini berangkat dari Kendari menuju Jakarta, membawa 153 penumpang yang berharap tiba dengan selamat di tujuan mereka. Namun, ada satu detail yang mungkin tidak diketahui oleh penumpang: pilot dan kopilot pesawat ini tertidur selama 28 menit di tengah penerbangan.
Sebelum Anda panik dan berjanji untuk tidak pernah naik pesawat lagi, mari kita jelajahi lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi.
Pilot berusia 32 tahun dan kopilot berusia 28 tahun ini adalah profesional yang terlatih dan berpengalaman. Mereka memahami betul tanggung jawab mereka untuk menjaga keselamatan penumpang. Namun, pada hari itu, mereka berdua merasa kelelahan. Sebelum penerbangan, kopilot telah mengungkapkan bahwa dia merasa kurang istirahat. Di tengah penerbangan, pilot menawarkan diri untuk tidur, dan kopilot mengambil alih kendali pesawat.
Namun, setelah beberapa waktu, pilot terbangun dan menawarkan giliran kepada kopilot untuk beristirahat. Kopilot menolak, dan pilot kembali tertidur. Beberapa saat kemudian, kopilot juga tertidur. Selama 28 menit, pesawat ini diterbangkan secara otomatis oleh sistem autopilot.
Jadi, bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Apakah ini merupakan kelalaian atau kesalahan dari pilot dan kopilot?
Jawabannya lebih kompleks dari yang Anda pikirkan. Kelelahan pilot, atau yang dikenal sebagai “pilot fatigue”, adalah masalah nyata dalam industri penerbangan. Meskipun ada regulasi yang menetapkan alokasi istirahat bagi pilot, kualitas istirahat tersebut seringkali tidak memadai. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kinerja dan kesehatan pilot.
Dalam kasus ini, pilot dan kopilot telah beristirahat selama transit di Bandara Haluoleo, Kendari. Mereka bahkan sempat makan mi instan di kokpit sebelum melanjutkan penerbangan. Namun, tampaknya istirahat ini tidak cukup untuk mengembalikan kebugaran mereka.
Insiden ini menggarisbawahi pentingnya panduan dan prosedur yang rinci untuk mengidentifikasi kelelahan awak pesawat. Meskipun tidak ada yang terluka dan tidak ada kerusakan pada pesawat, insiden ini tetap menjadi peringatan bagi semua pihak dalam industri penerbangan.
Jadi, apakah aman bagi pilot untuk tidur selama penerbangan? Jawabannya adalah, tergantung. Dalam beberapa situasi, pilot diperbolehkan untuk tidur selama penerbangan asalkan ada kopilot yang tetap terjaga. Namun, dalam kasus ini, kedua pilot tertidur secara bersamaan, yang tentunya bukan situasi yang ideal.
Akhirnya, kita semua bisa belajar dari insiden ini. Bagi para pilot, penting untuk mendapatkan istirahat yang cukup dan berkualitas. Bagi maskapai penerbangan, penting untuk memiliki panduan dan prosedur yang jelas untuk mencegah kelelahan pilot. Dan bagi kita sebagai penumpang, penting untuk memahami bahwa pilot juga manusia yang bisa merasa lelah. Kita semua berharap agar insiden seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan. Selamat terbang!