Diabetes, penyakit yang seringkali tersembunyi dan tidak disadari, telah menjadi salah satu penyakit tidak menular ketiga yang paling mematikan di Indonesia. Namun, apa sebenarnya diabetes ini? Dan apakah kita bisa mencegahnya?
Ada beberapa tipe diabetes, yang umum dikenal dan paling banyak diketahui adalah diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh adanya kerusakan pada pankreas, sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan hormon insulin. Umumnya terjadi pada bayi atau usia muda. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, meskipun diduga berkaitan dengan kelainan autoimun, infeksi, atau faktor keturunan. Karena penyebabnya belum jelas, sehingga cara pencegahannya pun belum diketahui dengan pasti.
Jenis diabetes yang banyak dialami adalah diabetes tipe 2 di mana tubuh sebenarnya masih mampu menghasilkan insulin, tetapi insulin yang dihasilkan tidak cukup atau tidak dapat bekerja secara maksimal dalam menurunkan kadar gula dalam darah. Hal ini biasanya terjadi akibat pola hidup yang tidak sehat.
Salah satu faktor risiko terjadinya diabetes adalah kegemukan atau obesitas. Dari penelitian, diketahui bahwa seseorang yang memiliki berat badan berlebih berisiko tinggi untuk terkena diabetes. Oleh karena itu, menjaga berat badan tubuh agar tetap ideal atau menurunkan berat badan bagi yang sudah memiliki kelebihan berat badan, perlu menjadi perhatian utama.
Pola makanan sehari-hari yang disarankan sebaiknya mengandung karbohidrat tidak berlebihan, rendah lemak jenuh, garam secukupnya saja, serta kaya serat seperti sayuran dan buah-buahan. Konsumsi makanan yang mengandung banyak gula, sebaiknya dihindari. Selain menjaga pola makan yang sehat, melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara rutin dapat membantu menjaga kadar gula dalam darah lebih terkontrol.
Efek diabetes pada tubuh sangat beragam dan bisa merusak berbagai organ. Secara umum, efek diabetes terhadap tubuh adalah merusak pembuluh darah baik yang besar, maupun yang kecil. Rusaknya pembuluh darah besar akan mempengaruhi fungsi otak, jantung, dan kaki. Sedangkan rusaknya pembuluh darah kecil akan berpengaruh pada mata, dan ginjal.
Diabetes meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung karena efeknya yang merusak pembuluh darah. Untuk mencegah penyakit jantung pada penderita diabetes, periksa tekanan darah Anda secara rutin. Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, mengonsumsi obat-obatan bisa membantu mencegah penyakit jantung.
Gangguan mata adalah efek yang paling sering terjadi pada pasien diabetes. Gangguan mata yang paling sering muncul adalah retinopati, edema makula, katarak, dan glaukoma. Gangguan tersebut terjadi karena rusaknya pembuluh darah kecil ke mata. Kebanyakan pasien tidak mengalami gejala apapun jika masih ringan. Jika pasien merasakan gejala, sebaiknya pasien harus segera ditangani untuk mencegah hilangnya penglihatan.
Gangguan saraf bisa terjadi akibat tingginya kadar gula darah. Kerusakan yang dihasilkan mirip dengan efek akibat sering minum minuman beralkohol dan kekurangan vitamin B12. Pasien diabetes bisa mencegah kerusakan saraf dengan mengontrol kadar gula darah dan tidak meminum minuman beralkohol.
Pasien diabetes biasanya memiliki kulit yang sangat kering akibat berkurangnya aliran darah ke kulit. Kulit kering ini terjadi terutama di area kaki. Kulit jadi mudah terluka dan sulit sembuh. Ini bisa memicu infeksi atau komplikasi lainnya. Untuk mencegahnya, pasien bisa rutin menggunakan pelembab kulit, terutama di bagian yang lebih kering seperti kaki.
Dengan memahami dan mengenali diabetes, kita dapat melakukan upaya pencegahan dan pengendalian yang lebih baik. Ingatlah, diabetes adalah musuh tersembunyi yang bisa dicegah. Jaga pola hidup sehat, dan lakukan pemeriksaan rutin untuk deteksi dini. Karena pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan.