Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, menghadapi tantangan unik dalam membangun dan memperluas infrastruktur internetnya. Meskipun penggunaan internet di Indonesia hampir empat kali lipat dalam dekade terakhir, setiap dua orang dewasa Indonesia masih belum terhubung.
Hampir semua pengguna internet di Indonesia terhubung melalui perangkat mobile. Meskipun broadband mobile (3G, tetapi sekarang semakin banyak 4G/LTE) adalah layanan internet yang paling banyak digunakan di Indonesia, kualitasnya tidak sebanding dengan broadband tetap dalam hal kapasitas, kualitas layanan, kinerja bandwidth tinggi, dan efisiensi biaya.
Pandemi COVID-19 baru-baru ini menyoroti keterbatasan internet mobile ketika jutaan siswa dan guru di seluruh Indonesia merasa paket data mobile mereka tidak mencukupi dan terlalu mahal untuk aplikasi bandwidth tinggi. Akses terbatas ke internet berkualitas tinggi mencegah populasi dari membuka kemampuan produktifnya untuk sepenuhnya memanfaatkan manfaat ekonomi digital.
Ada dua tantangan utama: bagaimana membuat akses internet broadband tetap menjadi universal dan meningkatkan kualitas internet. Penutupan jaringan serat optik yang lebih luas adalah solusi yang diperlukan tetapi tidak cukup untuk memenuhi tantangan utama. Hanya 26 persen rumah dengan akses ke penyedia broadband tetap yang berlangganan layanan ini. Tarif langganan jalur tetap yang relatif tinggi adalah salah satu alasan utama rendahnya tingkat langganan. Hampir setengah dari rumah tangga Indonesia – 44 persen – menyebut biaya tinggi sebagai alasan utama mereka tidak berlangganan layanan broadband tetap.
Untuk mengatasi hambatan regulasi ini, Indonesia dapat mempertimbangkan dua langkah kebijakan. Pertama, pemerintah dapat bertindak untuk mendorong pembagian infrastruktur aktif dan pasif. Aturan yang baru-baru ini diberlakukan adalah awal yang baik yang menunjukkan upaya pemerintah untuk meningkatkan pembagian infrastruktur pasif.
Operator telekomunikasi memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas layanan internet. Misalnya, Telkom telah memulai penarikan infrastruktur, dan kapasitasnya akan terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan IKN.
Meningkatkan kualitas layanan internet di Indonesia memerlukan pendekatan yang komprehensif, melibatkan pemerintah, operator telekomunikasi, dan masyarakat. Dengan kerja sama yang erat dan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa semua warganya dapat memanfaatkan manfaat ekonomi digital.