Dalam sebuah wawancara dengan media Rusia, Sputnik, Moussa Abu Marzouk, wakil kepala biro politik Hamas, menyatakan bahwa milisi Perlawanan Palestina meminta Rusia untuk terlibat dalam negosiasi gencatan senjata dalam konflik di Gaza. Menurut Hamas, peran Rusia sebagai mediator dalam negosiasi ini penting untuk menyeimbangkan pengaruh Amerika Serikat dan Israel.
Marzouk mengungkapkan bahwa hingga saat ini, belum ada kesepakatan gencatan senjata yang tercapai. Dia juga menegaskan bahwa Hamas telah kehilangan kepercayaan terhadap keterlibatan AS dan Israel dalam negosiasi tersebut.
Permintaan Hamas kepada Rusia ini muncul dalam pertemuan antar-faksi Palestina yang berlangsung selama tiga hari. Pertemuan ini, yang dimulai pada Kamis (28/2/2024), difasilitasi oleh Rusia untuk mencapai konsensus di antara berbagai faksi Palestina mengenai agresi Israel di Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, faksi-faksi tersebut sepakat untuk melanjutkan diskusi yang sedang berlangsung untuk mencapai persatuan nasional. Oleh karena itu, dalam konteks konflik di Gaza, Hamas telah menunjukkan inisiatif yang signifikan dengan meminta Rusia menjadi mediator utama dalam negosiasi gencatan senjata. Namun, proses negosiasi masih berlangsung dan hasil akhirnya masih ditunggu.