Cabai merah keriting, tanaman yang menjadi bumbu dapur sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Namun, pernahkah Anda bertanya, mengapa cabai merah keriting lebih menguntungkan ditanam saat kemarau? Mari kita telusuri jawabannya.
Cabai merah (Capsicum annum) adalah tanaman palawija yang sangat banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Pertanian RI, tanaman cabai pada dasarnya bisa ditanam di segala musim, baik musim hujan maupun musim kemarau. Namun, pada musim kemarau, tanaman cabai tetap bisa tumbuh dengan optimal, dengan syarat kebutuhan air tercukupi.
Menanam cabai di musim kemarau memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan harga jual di atas rata-rata. Mengapa demikian? Pada musim kemarau, tidak semua lahan pertanian dekat dengan sumber air, sehingga budidaya cabai hanya dilakukan oleh petani yang lahannya memiliki ketersediaan air yang cukup melimpah.
Adapun petani yang lahannya jauh dari sumber air lebih memilih jenis komoditas lain yang tahan terhadap kekeringan. Dengan demikian, pada saat musim kemarau luasan lahan budidaya cabai lebih sedikit, jumlah produksi cabai juga sedikit. Ini membuat harga cabai kemungkinan besar akan naik karena jumlah permintaan lebih besar daripada jumlah penawaran.
Tanaman cabai dapat lebih rentan terhadap serangan hama pada musim kemarau karena kekurangan air dapat mempengaruhi kestabilan kondisi tanaman dan menjadikannya lebih mudah terserang penyakit atau hama. Oleh karena itu, kita perlu melakukan perawatan yang selektif saat musim kemarau.
Perlu sebuah persiapan yang matang jauh-jauh hari sebelumnya, agar dapat sesuai dengan ekspetasi yang kita harapkan. Penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan dan menghindari penyiraman berlebih.
Selain faktor kekeringan, musim kemarau juga identik dengan serangan hama. Beberapa hama seperti kutu daun, ulat, dan serangga penghisap seringkali lebih aktif dalam suhu yang hangat. Suhu tinggi dapat meningkatkan laju reproduksi hama dan mempercepat perkembangan siklus hidup mereka.
Serangan hama bisa tinggi, juga ada kaitannya terhadap kondisi tanaman yang kekurangan air dimusim kemarau. Oleh karena itu, musim panas atau kondisi panas dapat mempengaruhi tingkat serangan hama tersebut.
Jadi bukan berarti dimusim kemarau yang identik tanah mengering dengan begitu mudahnya kita sembarangan memberikan pasokan air. Penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan dan menghindari penyiraman berlebih.
Varietas cabai yang tepat juga mempengaruhi hasil panen. Misalnya, varietas cabai ORI 212 yang tahan terhadap serangan virus dan mampu tumbuh prima di musim kemarau.
Pemilihan pupuk juga berpengaruh pada hasil panen. Misalnya, penggunaan pupuk NPK dan Ferthipos dapat menopang nutrisi di dalam tanah.
Penggunaan pupuk kandang harus dihindari jika kita tidak mengetahui apakah pupuk tersebut sudah terfermentasi dengan baik atau belum.
Kondisi tanaman yang stabil dapat mengurangi serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, perawatan yang tepat sangat diperlukan.
Lahan yang cukup dan dekat dengan sumber air sangat diperlukan untuk menanam cabai merah keriting di musim kemarau.
Memahami karakteristik tanaman cabai sangat penting. Tanaman cabai membutuhkan air yang cukup tetapi juga bisa jenuh akan air jika pengairan yang kita lakukan terlalu berlebihan.
Dengan demikian, menanam cabai merah keriting di musim kemarau memang lebih menguntungkan. Namun, perlu adanya perawatan yang tepat dan pemahaman yang baik tentang karakteristik tanaman cabai. Selamat mencoba!