Sulawesi Utara, Indonesia – Gunung Ruang, gunung berapi yang terletak di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, kembali memuntahkan amarahnya pada Jumat (19/4/2024) pukul 17.06 Wita. Erupsi ini merupakan yang pertama dalam 22 tahun, dengan erupsi besar terakhir tercatat pada tahun 2002. Namun, menurut pengakuan warga Tagulandang, erupsi kali ini jauh lebih hebat.
“Ini sangat besar dan memuntahkan material batu dan kerikil,” kata Iwan Lalenoh, warga Bahoi, Kecamatan Tagulandang.
Dampak Erupsi
Dampak erupsi Gunung Ruang ini sangat luas, memaksa ribuan warga untuk mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa sebanyak 272 Kepala Keluarga atau 828 jiwa telah mengungsi. Namun, jumlah total pengungsi saat ini masih dalam proses pendataan mengingat pengungsi tersebar di beberapa titik.
“Jumlah total pengungsi hingga saat ini masih dalam proses pendataan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Lokasi Pengungsian
Pengungsi tersebar di berbagai lokasi. Sebanyak 506 warga Desa Laingpatehi, 332 warga Desa Pumpete, dan 679 warga Desa Tulusan mengungsi di Desa Batumawira, Desa Bira, Desa Buha dan Desa Kisihang yang berada di Kecamatan Tagulandang. Selain itu, 83 warga Desa Barangka Pehe mengungsi di Gedung Gereja Yerussalem.
Di Desa Lesah, tercatat sebanyak 31 warga pasien RSUD Batuline di lokasi Gereja Betel Paninteang. Sedangkan 60 pengungsi dari Desa Balehumara dan Bahoi mengungsi di rumah kerabat masing-masing. Ada pula 14 warga lainnya yang memilih mengungsi di Kota Manado.
Bantuan BNPB
Sebagai bentuk dukungan, BNPB mengirimkan bantuan berupa 5 set tenda pengungsi, 100 unit tenda keluarga, 4 unit light tower, 4 unit genset, 300 paket sembako, 300 paket makanan siap saji, 300 paket hygine kit, 300 lembar matras, 300 lembar selimut, dan 150 lembar kasur lipat.
Kesimpulan
Erupsi Gunung Ruang ini telah menyebabkan ribuan warga harus mengungsi. Meski demikian, semangat kebersamaan dan gotong royong tetap terjaga di tengah bencana ini. Dengan bantuan dari BNPB dan kerabat, diharapkan para pengungsi dapat segera pulih dan kembali ke kehidupan normal mereka.