Tiga Caleg PSI Raih Suara Tertinggi, Kenaikan Partai Dipertanyakan

budisantoza
5 Min Read
Tiga Caleg PSI Raih Suara Tertinggi, Kenaikan Partai Dipertanyakan

Jakarta – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi sorotan dalam perhitungan suara sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk pemilihan anggota DPR RI. Pasalnya, PSI mengalami kenaikan suara yang signifikan dalam waktu tiga hari terakhir, hingga mencapai 3,13 persen pada Minggu (3/3/2024). Kenaikan suara PSI ini dinilai tak wajar oleh sejumlah pihak, termasuk salah satu tim pemenangan pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Dari hasil real count KPU, terdapat tiga calon legislatif (caleg) PSI yang berhasil meraih suara tertinggi di tiga daerah pemilihan (dapil) berbeda. Ketiganya adalah Aan Rochayanto, Grace Natalie, dan Cynthia Riza. Berikut profil singkat ketiga caleg PSI tersebut:

  • Aan Rochayanto: Caleg PSI dengan suara terbanyak secara nasional, yaitu 47.136 suara. Aan maju dari dapil Jawa Timur VI, yang meliputi Malang, Kota Malang, dan Kota Batu. Aan merupakan Ketua DPW PSI Jawa Timur yang baru dilantik pada November 2023. Aan juga dikenal sebagai pengusaha kuliner yang memiliki beberapa restoran, seperti Javanine Resto dan Seoulscent.
  • Grace Natalie: Pendiri sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, yang mendapatkan 41.705 suara. Grace maju dari dapil DKI Jakarta III, yang meliputi Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Grace merupakan mantan pembawa acara berita yang beralih menjadi politisi. Grace juga pernah mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta pada 2017, namun gagal lolos verifikasi KPU.
  • Cynthia Riza: Caleg PSI dengan suara terbanyak ketiga, yaitu 35.545 suara. Cynthia maju dari dapil Jawa Tengah V, yang meliputi Semarang, Kota Semarang, dan Demak. Cynthia merupakan aktivis lingkungan yang pernah menjadi anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Cynthia juga pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili Jawa Tengah pada periode 2019-2024.

Meski ketiga caleg PSI tersebut berhasil meraih suara yang cukup tinggi, namun belum tentu mereka bisa lolos ke Senayan. Pasalnya, PSI masih belum mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen. Jika PSI gagal mencapai angka tersebut, maka seluruh suara yang diperoleh PSI akan hangus, dan kursi DPR RI akan didistribusikan ke partai-partai lain yang lolos parliamentary threshold.

Kenaikan suara PSI yang terjadi dalam waktu singkat juga menimbulkan pertanyaan tentang validitas dan transparansi perhitungan suara oleh KPU. Salah satu yang mempertanyakan hal ini adalah Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Chico Hakim. Menurut Chico, ada indikasi penggelembungan suara PSI dengan mengambil suara dari partai lain, khususnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Chico mengatakan, selama ini PPP selalu memperoleh hasil pemilu di atas hasil survei, karena memiliki sebaran pemilih yang luas di kantong-kantong Islam seluruh Indonesia. Namun, dalam perhitungan suara kali ini, PPP justru mengalami penurunan suara yang drastis, hingga berada di bawah 4 persen. Chico menduga, ada permainan di balik perubahan suara PSI dan PPP tersebut.

“Naiknya secara signifikan suara PSI dan turunnya suara PPP semakin menegaskan bahwa ada penggelembungan suara dengan mengambil suara dari partai lain,” ujar Chico dalam keterangan resmi yang dikutip dari .

Sementara itu, KPU membantah adanya kecurangan dalam perhitungan suara. Komisioner KPU RI, Ilham Saputra, mengatakan, kenaikan suara PSI disebabkan oleh faktor teknis, yaitu adanya perbaikan data yang dilakukan oleh petugas KPU di lapangan. Ilham menjelaskan, perbaikan data dilakukan karena ada kesalahan input data, seperti salah memasukkan nomor partai, nomor urut caleg, atau jumlah suara.

“Jadi, kalau ada yang bilang ada kecurangan, itu tidak benar. Ini murni faktor teknis, dan kami sudah melakukan perbaikan data sesuai dengan hasil pleno di tingkat kecamatan,” kata Ilham, seperti dilansir dari .

Ilham juga mengimbau kepada semua pihak untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak berdasar. Ia menegaskan, KPU berkomitmen untuk menjalankan tugasnya secara profesional, transparan, dan akuntabel. Ia juga meminta kepada semua pihak untuk menghormati hasil perhitungan suara yang sah dan konstitusional.

“Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengawal proses pemilu ini, dan menghargai pilihan rakyat Indonesia. Kami juga mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu ketertiban dan kedamaian,” ucap Ilham.

Share This Article